Hobby

Profil Puskesmas Mungo

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :

 Profil Kesehatan Gigi di Puskesmas Mungo

               Puskesmas mungo merupakan salah satu puskesmas di Kabupaten Lima Puluh Kota yang terletak di kecamatan Luak dimana terdiri dari 4 Nagari yakni Nagari Pakan Sabtu, Nagari Andaleh, Nagari Sungai Kamuyang dan Nagari Tanjung Haro. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai Petani, buruh, swasta dan PNS.
             Pegawai negeri sipil yang bekerja di puskesmas mungo mayoritas perempuan yang terbagi dalam spesifikasi pendidikan yang berbeda-beda. Di ruangan Poli Gigi terdiri dari drg Leni Marlina dan perawat gigi Rika Oktari sedangkan Kepala Puskesmas yakni drg Erma Risydianti. Sejak Bulan Juli 2018 Kepala Puskesmas berganti menjadi drg Wise. Adapun program unggulan  Kesehatan Gigi di Puskesmas Mungo antara lain :

A. Integrasi Gigi KIA dalam Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran (Depkes RI, 2009).
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009).
Kelas Ibu merupakan salah satu kegiatan penting dalam penerapan Buku KIA dimasyarakat sebagai upaya pembelajaran ibu, suaminya dan keluarga agar memahami Buku KIA melalui metode kegiatan belajar bersama dalam kelas yang di fasilitasi oleh petugas kesehatan untuk mempersiapkan ibu hamil menghadapi persalinan yang aman dan nyaman. Beberapa kegiatan seperti senam ibu hamil, latihan pernafasan pada persalinan dan cara menyusui bayi juga diberikan minat ibu-ibu hamil agar datang mengikuti Kelas Ibu Hamil tersebut (Depkes RI : 2009).

Tujuan kelas ibu hamil

1) Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh, dan keluhan selama kehamilan,perawatan kehamilan,persalinan,perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat,penyakit menular dan akte kelahiran. Manfaat Kelas  Ibu hamil bagi ibu hamil dan keluarganya : merupakan sarana untuk mendapatkan teman, bertanya,mampu mempraktekkan, serta membantu ibu dalam menghadapi persalinan dengan aman dan nyaman.
2) Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, Perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
3)      Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan.
4)      Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang perawatan kehamilan.
5)      Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang persalinan.
6)      Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang perawatan nifas.
7)      Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang KB pasca salin.
8)      Meningkatkan pemahaman, sikap dan prilaku ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir.
9)      Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang mitos/ keprcayaan/ adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil dan anak.
10)  Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil)
11)  Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang akte kelahiran.

Keuntungan Kelas Ibu Hamil

1)      Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman kelas ibu hamil yang memuat mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular seksual dan akte kelahiran. 2)      Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas sebelum penyajian materi.
3)      Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik tertentu.
4)      Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi terstruktur dengan baik.
5)      Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat pembahasan materi dilaksanakan.
6)      Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
7)      Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistim pembelajaran.

Sasaran Kelas Ibu Hamil

Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya (Depkes RI, 2009).

 B. Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut


PROGRAM UNGGULAN GIGI PUSKESMAS MUNGO

DUET MAUT DENTIS CILIK DAN KADIMUT

 SEBAGAI  DUA PILAR UTAMA DALAM MENINGKATKAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT MASYARAKAT KECAMATAN LUAK KAB.LIMA PULUH KOTA

         
          Tujuan pembangunan kesehatan adalah terciptanya masyarakat Indonesia yang hidup dan berperilaku dalam lingkungan sehat dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Di pihak lain pelayanan kesehatan yang diberikan di seluruh wilayah Indonesia harus dilakukan secara adil,, merata dan optimal.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, telah ditetapkan 4(empat) misi pembangunan kesehatan, yaitu : (1) menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan,(2) mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, (3) memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan terjangka,(4)memelihara dan meningkaatkan kesehatan individu, keluarga,masyarakat beserta lingkungannya.
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan gigi dan mulut, merupakan salah satu cara untuk mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan, salah satu diantaranya dengan pemberdayaan kader kesehatan. Kegiatan yang dilakukan lebih diarahkan pada promotif, preventif dan rujukan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan pada upaya kesehatan berbasis masyarakat diantaranya posyandu dengan sasaran kelompok resiko tinggi meliputi anak usia balita, anak usia pendidikan dasar, ibu hamil dan menyusui serta kelompok usia lanjut.
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit masyarakat yang dapat menyerang semua golongan umur yang bersifat progresif dan akumulatif. Berdasarkan hasil rekapitulasi 10 penyakit terbanyak, penyakit gigi dan mulut mendapat urutan ke 10. Penyakit gigi dan mulut yang sering dialami masyarakat khususnya masyarakat Luak adalah karies gigi dan penyakit periodontal.
Sehubungan dengan situasi tersebut diatas menjadi kebutuhan yang mendasar untuk memenuhi pelayanan kesehatan gigi pada kelompok rawan terutama pada aspek penyelamatan apa yang masih bisa diselamatkan pada gigi anak bangsa disamping upaya edukatif untuk mempertahankan gigi yang sehat. Oleh karena itu komponen KIE , deteksi dan penanganan dini pada program UKGS  dan UKGMD merupakan upaya wajib untuk dilaksanakan. Dengan demikian tanpa kedua komponen tersebut maka Dua Pilar tersebut sulit untuk dikatakan sebagai program yang efektif , efisien dan bermutu.
Dari indikator diatas tampak jelas bahwa status kesehatan gigi masyarakat khususnya murid SD dan masyarat kelompok rawan yang optimal bisa dicapai dengan meningkatkan upaya promotif, preventif sejak usia dini sampai dengan usia lanjut. Dentis cilik dibentuk sebagai perpanjangan tangan dari tenaga kesehatan gigi di sekolah sedangkan Kader Gigi dan Mulut (Kadimut) merupakan kader kesehatan yang mendapatkan pelatihan kesehatan gigi dasar sehingga dapat melakukan pemeriksaan sederhana seputar kesehatan gigi dan mulut masyarakat setempat. Kebijakan paradigma sehat yang mengutamakan upaya promotif-preventif disamping upaya kuratif-rehabilitatif sangat tepat untuk mencapai sasaran tersebut.
A.    Latar Bealakang  
 Melalui UKGS inovatif dibentuk Dentis Cilik sedangakan Kadimut dibentuk melalui  UKGMD Mandiri. Pemberdayaan Dentis Cilik dan Kadimut dapat meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut murid Sekolah Dasar dan Masyarakat kelompok rawan  dilatarbelakangi oleh beberapa faktor antara lain :
*      Berdasarkan data pemeriksaan gigi dan mulut yang dilakukan pada tahun 2014 di SDN 03 Mungo khususnya kelas 1-6 menunjukkan hasil yang sangat signifikan. Dimana dari semua siswa yang diperiksa hanya 38% yang sehat, 28% dengan karies dangkal, 22% dengan karies dalam (Pulpitis/Periapikal), 6% mengalami Gingivitis dan Penyakit Periodontal, serta 6% menderita gigi goyang dan berdempet.
*      Rendahnya kesadaran masyarakat terutama orang tua untuk mengontrol kondisi gigi dan mulut anaknya ke Puskesmas, ini terbukti saat melakukan penjaringan hanya 20% yang mengcungkan jempol saat ditanya tentang kontrol kesehatan gigi dan mulutnya ke pelayanan kesehatan gigi terdekat.
*       Berdasarkan data laporan bulanan tahun 2014 pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut untuk anak SD hanya 3% dari total kunjungan Balai Pengobatan Gigi.
*      Berdasarkan laporan bulanan data kesakitan (LB1) dan laporan pola penyakit terbanyak, ternyata kasus gigi dan mulut (Penyakit pulpa dan jaringan periapikal) mendapat urutan ke 10 sebesar 4%.
*      Rendahnya Cakupan Pelayanan UKGS pada tahun 2014 sebesar 40%
*      Rendahnya angka filling (gigi yang ditambal) pada murid Sekolah Dasar, dari hasil penjaringan kesehatan gigi dan mulut tahun 2014 ditemukan angka filling (10%)
*      Tingginya angka Missing (gigi yang berlubang dalam / hilang karena karies) pada murid Sekolah Dasar pada penjaringan kesehatan  ( 26%) tahun 2014
*      Angka Decay (karies yang masih dangkal) yang ditemukan jika tidak segera dirawat akan berlanjut ke karies lebih dalam dan berakhir pada kehilangan gigi pada masa awal pertumbuhan anak sekolah dasar ( 6 tahun – 12 tahun).
*      Karies gigi dapat dicegah dengan mengendalikan faktor penyebab utama dan faktor predisposisi  melalui perubahan perilaku anak dan orang tua.

B.     Tujuan
Tujuan dilaksanakannya UKGS inovatif dan UKGMD Mandiri dengan Aplikasi Donat Rika pada anak sekolah dan kelompok rawan adalah :
v  Untuk meningkatkan pengetahuan dan memberikan pemahaman tentang faktor-faktor resiko karies sejak dini.
v  Dapat memberikan gambar visual besar resiko karies gigi yang dihadapi dan kemungkinan perbaikannya.
v  Memberdayakan orang tua dan guru sebagai key person untuk pemeliharaan kesehatan gigi anak.
v  Terlaksananya penjaringan kesehatan gigi dan mulut yang terintegrasi, terpadu dan berkesinambungan.
v  Dapat memantau status kesehatan gigi dan mulut murid SD secara terpadu.
v  Dapat memantau status kesehatan gigi ibu hamil sehingga terpacapai ANC terpadu
v  Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat
v  Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap penyakit dan masalah – masalah kesehatan gigi dan mulut
v  Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong diri sendiri dalam bidang kesehatan gigi dan mulut
v  Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
v  Meningkatkan dukungan dan peran aktif berbagai pihak yang bertanggung jawab terhadap kesehatan gigi masyarakat
C.    Gambaran Umum  
1.      Data Geografis
Secara Geografis Nagari Sikabu-kabu Tanjung  Haro terletak antara 100˚ 38’ 55,8” BT sampai 100˚ 40’ 3,30” BT dan 0˚ 14’ 39,2” LS sampai 0˚ 18’ 0” LS yang membujur dari Utara sampai ke Selatan di daerah pinggiran Gunung Sago. 
            Nagari yang berada dalam Kecamatan Luak ini memiliki luas wilayah lebih kurang 13,87 km2 (berdasarkan data statistik tahun 2010). Dasar Hukum pembentukan Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro sesuai dengan konsep otonomi daerah adalah Surat Keputusan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 398/BLK-2001 tentang Pembentukan Pemerintahan Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Kecamatan Luhak.
             Pusat Pemerintahan Nagari terletak di daerah Kampung Baru (dulu disebut Parak Jua) dalam wilayah Jorong Padang Panjang yang berada pada posisi 100˚ 39’ 12,06” BT dan 0˚ 15’ 30,94” 596 m dpl. 
Secara administratif berbatasan sebagai berikut:
  • Utara berbatasan dengan Sicincin dan Air Tabit ( Kota Payakumbuh ).
  • Selatan berbatasan dengan Gunung Malintang/Kabupaten Tanah Datar).
  • Timur berbatasan dengan Nagari Sungai Kamuyang.
  • Barat berbatasan dengan Nagari Situjuah Gadang dan Nagari Aur Kuning (Kota Payakumbuh).


Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro terdiri dari 6 Jorong:
  1. Jorong Sikabu-kabu.
  2. Jorong Lakuak Dama.
  3. Jorong Bukik Kanduang.
  4. Jorong Tanjung Haro Utara.
  5. Jorong Tanjung Haro Selatan.
  6. Jorong Padang Panjang.
Geografis Ketinggian Jorong dari Permukaan Laut :
  1. 700 - 1.100 m dpl: Jorong Sikabu-kabu
  2. 650 -    700 m dpl: Jorong Lakuak Dama dan Jorong Bukik Kanduang
  3. 600 -    650 m dpl: Jorong Tanjung Haro Selatan
  4. 550 -    600 m dpl: Jorong Tanjung Haro Utara dan Jorong Padang Panjang
2.      SARANA PENDIDIKAN

Di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang, terdapat berbagai macam sarana pendidikan antara lain:
A. PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
  1. PAUD dan TK Al-Karamah di Jorong S ikabu-kabu.
  2. TK Al-Kautsar di Jorong Lakuak Dama.
  3. TK Al-Amin di Jorong Tanjung Haro Utara.
  4. PAUD/TK DW Al-Mukmin di Jorong Padang Panjang.

B. PENDIDIKAN DASAR
  1. SD N 01 Tanjung Haro di Jorong Lakuak Dama.
  2. SD N 03 Tanjung Haro di Jorong Tanjung Haro Utara.
  3. SD N 04 Tanjung Haro di Jorong Padang Panjang.
  4. SD N 05 Tanjung Haro di Jorong Bukik Kanduang.
C. PENDIDIKAN MENENGAH

     SMP N 2 LUAK di Jorong Tanjung Haro Selatan (sebelumnya sebagai SD N 02 yang diregrouping dengan SD N 03 Tanjung Haro)

Gambaran Umum SDN 03 Mungo
Gambar 18
Gambaran SDN 03 Mungo
1.      Data Geografis
SDN 03 Mungo terletak di Jorong Kayu Bajaja Padang Laweh Kenagarian Mungo Kecamatan Luak. Seluruh daerah ini merupakan daratan dengan pengairan yang lancar. Sebagian besar pekerjaan orang tua murid adalah bertani / beternak ikan selain itu juga berdagang, pegawai negeri sipil dan wiraswasta.

2.      Data murid SDN 03 Mungo
Tabel 7
Data Murid SDN 03 Mungo Tahun 2015
NO
Kelas
Jumlah
1
I
26 orang

2
II
28 orang

3
III
29 orang

4
IV
22 orang

5
V
19 orang

6
VI
24 orang


JUMLAH
148
3.      Data UKS
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SDN 03 Mungo sudah memiliki ruangan khusus, lengkap dengan peralatan kesehatan standar, poster, struktur organisasi TP UKS, tempat tidur dan lain sebagainya.
Gambar 19 Ruang UKS SDN 03 Mungo
4.      Data Sarana dan Prasarana
Gambar 20
Ruangan UKS dari Luar
Tabel 8
Data Sarana dan Prasarana
NO
Sarana dan Prasarana
Jumlah

1
Kelas
6

2
Kantor
1

3
Mushala
1

4
UKS
1

5
Parkir
1

6
WC
5







5.      Data Dokter Kecil
Tabel 9
Data Nama Dokter Kecil SDN 03 Mungo Tahun 2015
NO
Nama Dokter Kecil
NO
Nama Dokter Kecil
1
Rafli Hasan
13
Selsa Dwina Harlian
2
M.Farel Aditya
14
Aulia Fadilah
3
Indah Zikratul Husna
15
Gemilang Acta Durva
4
Tinezia Miratul Diva
16
Nabil Wadlivo Ulfa
5
M.Fadil Azali
17
Febry Tania Sucianti
6
M. Surya
18
Aldi Gunawan
7
Salma Azzahra
19
Fauzanul akmal
8
Marsha Tri Utami
20
Rizulman afdal
9
Erikx Valiko
21
Mutiara Anggraini
10
Noval Maulana
22
Puja Lestari
11
M.Iqbal
23
Abel Oyama
12
Suci Wahyuni




D.    Langkah-Langkah Pencegahan Karies Sedini Mungkin Melalu Pemberdayaan Dentis Cilik dan Kadimut
1.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan data hasil penjaringan kesehatan gigi dan mulut pada murid SDN 03 Mungo tahun 2014 didapatkan angka Missing yang tinggi sebesar 22% dan angka decay (karies dangkal) sebesar 28% disamping itu jumlah kunjungan kelompok rawan (ibu hamil,ibu menyusui, bayi dan balita) hanya 5% dari semua kelompok rawan yang ada.
2.      Diskusi Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut di Lokmin Puskesmas
Pada acara lokakarya mini tingkat puskesmas, kami menyampaikan permasalahan tersebut di depan forum yang dihadiri oleh seluruh staf Puskesmas Mungo. Kamiselaku pemegang program kesehatan gigi dan mulut mengusulkan untuk dilakukan pemberdayaan Dentis Cilik dan Kadimut. Setelah berdiskusi dengan program-program terkait barulah diambil kesepakatan untuk pemecahan masalah tersebut melalui Pemberdayaan Dentis Cilik dan Kadimut.
3.      Koordinasi Lintas Sektoral
Hasil kesepakatan Lokmin Puskesmas Mungo disampaikan kepada lintas sektor mulai dari Guru Kelas, Guru UKS, Kepala Sekolah, Kepala UPT Pendidikan ,Wali Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu, Kader Kesehatan, Kepala Jorong Setempat dan Camat Luak. Semua pihak pada dasarnya menyetujui dan mendukung kegiatan tersebut dan bersedia berperan aktif dalam kegiatan Pemberdayaan Dentis Cilik dan Kadimut.
4.      Sosialisasi di Sekolah dan Jorong
Setelah dukungan semua pihak dikantongi, maka langkah selanjutnya adalah sosialisasi pencegahan karies sedini mungkin yang dihadiri oleh orang tua murid, guru kelas, guru UKS, Bendahara BOS, Kepala Sekolah, Pengawas, Ketua Komite, Penjaga Kantin sekolah dan Penjaga Sekolah. Petugas Program Kesehatan Gigi dan Mulut menyampaikan masalah kesehatan gigi dan mulut yang ditemui khususnya pada murid SDN 03 Mungo dan menawarkan solusi pemecahan masalah melalui UKGS inovatif yang dapat mencegah karies sedini mungkin dan Pemberdayaan Dentis Cilik. Seluruh peserta yang hadir menyepakatinya.
Untuk sosialisasi UKGMD Mandiri dihadiri oleh kepala jorong semua ibu hamil kader kesehataan dan pemuka masyarakat lainnya. Pada kesempatan ini petugas Puskesmas memberikan pengarahan seputar masalah kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut pada kelompok rawan yang ada di Jorong Sikabu-kabu dan menawarkan solusi pemecahan masalah dengan pemberdayaan kader kesehatan pada pelaksanaan UKGMD Mandiri.
Gambar 21
Musyawarah Masyarakat Jorong di Mesjid Al-Kautsar Jr.Lakuak Dama
E.     Alur Pelaksanaan Pemberdayaan Kader Kesehatan Pada UKGMD Mandiri
1.      Survey Mawas Diri (SMD) dan Penjaringan Ksehatan
Pada tahap SMD ini petugas puskesmas melakukan pengumpulan data kelompok rawan yang ada di Jorong Sikabu-kabu. Data yang dikumpulkan meliputi tentang pengetahuan dan perilaku serta status kesehatan gigi kelompok rawan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan pemeriksaan langsung.
                                          Tabel 10
Data status kesehatan gigi dan mulut kelompok rawan
(Bumil, Busui,Bayi,Balita,Lansia)
NO
Data Hasil Pemeriksaan
Jumlah
1
Diperiksa
63
2
Bebas Karies (sehat)
23
3
Karies Dangkal
8
4
Karies Dalam
21
5
Kalkulus/Karang Gigi
35

2.      Musyawarah Masyarakat Jorong (MMJ)
Kegiatan Musyawarah Masyarakat Jorong dilakukan di Mesjid Al Kautsar Jorong Lakuak Dama yang dihadiri oleh Kepala Jorong, Kepala dan Petugas Puskesmas, Ibu Hamil,Ibu Menyusui Bayi,Balita dan Tokoh Masyarakat lainnya.
Pada kegiatan ini disampaikan hasil survey dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut pada kelompok rawan terutama ibu hamil,ibu menyusui,bayi dan balita. Petugas puskesmas menjelaskan hubungan antara status kesehataan gigi masyarakat Jorong Lakuak Dama dengan penyakit lainnya yang sangat berkaitan.
Maka kami menawarkan pemberdayaan kader kesehatan gigi dan mulut sebagai lini terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi standar pada masyarakat. Kadimut (Kader Gigi dan Mulut) dapat memberikan penyuluhan seputar kesehatan gigi dan mulut, tanggap terhadap masalah-masalah kesehatan gigi, dapat menolong diri sendiri dan masyarakat dalam bidang kesehatan gigi(standar).
Hasil keputusan yang didapatkan setelah MMJ sebagai berikut :                                           
1.      Kegiatan UKGMD Mandiri dilaksanakan di Jorong Lakuak Dama setiap hari Rabu. Kegiatan yang dilakukan berupa pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan gigi dan mulut di puskesmas. Kelompok rawan yang telah dirujuk oleh kader gigi dan mulut.
2.      Pembinaan Kader Gigi dan Mulut (Kadimut),  Kader Kesehatan sebagai Kader Gigi dan Mulut untuk dibina dalam meningkatkan pengetahuan seputar kesehatan gigi dan mulut serta dilatih untuk dapat melakukan pemeriksaan serta dapat memberikan pelayanan kesehatan gigi standar.
3.      Kadimut akan berperan menggerakkan masyarakat untuk memantau status kesehatan gigi masyarakat yang datang ke posyandu dan mampu memotivasi masyarakat untuk mengubah prilaku yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut.
4.      Kadimut dapat merujuk masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut ke Puskesmas Mungo atau pada pelayanan UKGMD Mandiri setiap hari Rabu.
5.      Setiap lintas sektoral akan berperan dalam kegiatan pemberdayaan Kadimut (Kader Gigi dan Mulut)
            Pada acara sosialisasi di SDN 03 Mungo, pihak lintas sektoral dan lintas program berkomitmen untuk membantu baik secara materil maupun non materil, diantaranya :
a.       Pihak sekolah akan menyiapkan sikat gigi satu per murid melalui dana BOS
b.      Pihak sekolah bersama orang tua akan mengajarkan dan memandu anak dalam menyikat gigi dengan pasta mengandung fluor.
c.       Pihak sekolah akan memfasilitasi  secara aktif kegiatan UKGS inovatif
d.      Pihak sekolah bersedia menyiapkan peralatan sederhana dalam pertolongan pertama pada murid yang sakit gigi, seperti kaca mulut, sonde, excavator dan phantom gigi

Tabel 11
Peran Serta Lintas Sektoral Pada Pencegahan Dini Karies Melalui UKGS Inovatif
Di SDN 03 Mungo Tahun 2015
NO
Jabatan
Peran Serta

1
Kepala UPT Pndidikan
Koordinasi, Mobilisasi, Monitoring dan Evaluasi

2
Kepala Sekolah
Koordinasi Monitoring dan Evaluasi

3
Guru UKS
Penyampai formasi, Pengawas, Monitoring, Evaluasi
4
Guru Kelas
Penyampai Informasi, Pengawas, Monitoring, Evaluasi
5
Ketua Komite
Penyampai Informasi, Pengawas, Monitoring, Evaluasi
6
Orang Tua Murid
Peserta, Penggerak Kegiatan

7
Murid

Peserta

3.      Foccuss Group Discussion (FGD)                      
Foccuss group Discussion (FGD) adalah diskusi yang dilakukan oleh masyarakat setelah kegiatan UKGMD dimana masyarakat sehat dan berhasil mengendaliakan faktor resiko yang dideritanya. Berbagi cerita dengan masyarakat lain tentang perilaku positif yang dapat meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut khususnya pada kelompok rawan seperti :
*      Menyikat gigi dengan  teknik yang baik dan benar
*      Menyikat gigi minimal 2 kali sehari yakni pagi sesudah makan pagi dan malam sebelum tidur
*      Perbanyak makan sayur dan buah (makanan berserat)
*      Kurangi makan makanan yang manis dan melekat
*      Periksakan gigi minimal 2 kali setahun
*      Kontrol kesehatan gigi ibu hamil 1 kali/ trimester
Selain itu juga disampaikan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat khususnya kelompok rawan antar lain:
·         Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang permasalahan dalam mulut (lubang gigi, karang gigi, radang gusi dan sebagainya)
·         Masyarakat masih mengganggap sepele masalah gigi dan mulut
·         Masyarakat mengganggap bahwa karang gigi dan lubang gigi tidak berpengaruh pada janin
·         Masyarakat mau datang ke poli gigi ketika ada giginya sakit
·                     Masyarakat merasa masih sehat ketika faktor resiko dan kasus gigi dan mulut yang di deritanya tidak menunjukkan gejaladengan jelas

F.     Alur Pelaksanaan UKGS Inovatif dan UKGMD Mandiri
1.      Penjaringan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pada kegiatan ini petugas Kesehatan gigi dan Mulut mengumpulkan data keadaan gigi dan mulut murid kelas 1-6 untuk UKGS Inovatif sedangkan untuk UKGMD Mandiri petugas melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada seluruh pengunjung posyandu( Ibu hamil, Ibu menyusui, Bayi dan Balita  . Diawali dengan wawancara dan pemeriksaan extra oral dan barulah berlanjut kepada pemeriksaan intra oral.
2.      Presentasi hasil penjaringan kesehatan gigi dan mulut
Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut maka data tersebut di tabulasi sehingga didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 12
Data Hasil Penjaringan Kesehatan Gigi dan Mulut Murid
SDN 03 Mungo Tahun 2014
NO
Data Hasil Penjaringan Kesehatan Gigi dan Mulut
Jumlah
1
Murid yang diperiksa
142 orang
2
Murid terbebas dari penyakit gigi (Sehat)
 67orang
3
Murid dengan karies
 21 orang
4
Murid dengan Pulpitis/Periapikal       
 34 orang
5
Murid dengan Gingivitis dan Jar. Periodontal lainnya
7 orang
6
Murid Kasus Persistensi/ Mob
3 orang





Grafik 5
Persentase Kasus Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SDN 03 Mungo
Kelas 1-6 Tahun 2012
3.      UKGS Inovatif
UKGS inovatif adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini yakni teknologi motivasi untuk membangkitkan peran serta masyarakat serta teknologi pencegahan dan perlindungan gigi untuk memotong mata rantai karies. Teknologi pencegahan dan perlindungan utamanya adalah teori karies terkini, khususnya dalam pengertian demineralisasi versus remineralisasi dan minimum intervention, khususnya dalam rangka proteksi gigi yang rawan karies. Pada dasarnya prinsip perawatan minimum intervention dan intervensi seawal mungkin terbukti memiliki nilai tambah dalam arti lebih efektif dan terukur.
I.       Donut Irene
a.      Program Donut Irene
Program interaktif simulator risiko karies Donut Irene sebagai pengejawantahan teknik motivasi-wawancara(Motivational interviewing-Miller and Rollnick 1991) dalam bentuk singkatan FRAMES sebagai unsur konseling sederhana (Brief Conseling Element) yaitu :
Ø  Feedback
Ø  Responsibility
Ø  Advice
Ø  Menu
Ø  Empaty
Ø  Self-effi cacy
(berdasarkan disertasi DR.drg.Irene Adyatmaka)

b.      Indikasi Software Donut Irene pada UKGS inovatif adalah :
§  Untuk dipresentasikan kepada orang tua murid SD kelas 1 pada awal pelajaran baru sebagai pengenalan program UKGS Inovatif
§  Untuk menggerakkan peran serta orang tua murid secara individual, dimana orang tua murid dikelompokkan dengan aturan 1 kelompok berisi 5 orang tua murid. Kelompok dikalsifikasikan berdasarkan tingkat keparahan karies. Pada dasarnya peran orang tua terhadap kesehatan gigi anak SD sangat menentukan.  

Program ini dimaksud menyadarkan orang tua murid atau murid tentang faktor resiko karies, memberikan menu tentang cara mengatasi penyakit karies.dengan demikian diharapkan dapat memberdayakan masyarakat untuk mandiri.
c.       Simulator Donut Irene
Simulator risiko karies adalah suatu program interaktif dalam bentuk program komputer atau versi manualnya. Dengan mengisi faktor-faktor resiko terkait perilaku anak, kondisi kesehatan gigi anak, kondisi /lingkungan ibu dan anak, pengetahuan, sikap dan perilaku ibu(orang tua anak), maka program akan menampilkan gambaran besar resiko anak terhadap kemungkinan karies gigi. Program juga akan menawarkan menu apa yang dapat dilakukan orang tua anak / anak untuk mengurangi risiko karies dan dapat dibawa sebagai pegangan untuk tindak lanjut di rumah.
Instrumen Simulator Risiko Karies :
a.       Flipchart Simulator Risiko Karies Donut Irene versi manual/ versi komputer
b.      Formulir/ status pemeriksaan kesehatan gigi anak
c.       Diagnosa set
Penatalaksanaan simulator risiko karies dan posisi operator :
1.      Persiapan
·         Tabulasi hasil pemeriksaan gigi anak kelas 1
·         Pilih anak dengan criteria parah
·         Siapkan instrumen simulator risiko karies / alat tulis
2.      Pelaksanaan
§  Ibu dan anak serta operator duduk menghadap komputer/ flipchart
§  Jalankan program dan lakukan seprti yang diminta program dengan mengisi data yang diperlukan.
§  Tanyakan setiap pertanyaan yang ditampilkan program
§  Pada saat memerika fissure dalam, white spot ajak ibu melihat kondisi gigi anaknya
§  Bila semua telah selesai diisi tunjukkan gambaran tingkat resiko karies.
§  Tawarkan antisipasi (menu) yang dapat dilakukan dan ditunjukkan perubahan risiko yang tergambar
§  Pada hasil wawancara tunjukkan apa yang harus dilakukan sebagai pekerjaan rumah
Gambar 22
. Simulator Resiko Karies


3.      Penyelesaian
v  Catat/ kompilasi hasil isisn SRK Donut Irene (faktor yang jadi bersamaan, faktor yang dapat diantisipasi, besar risiko sebelum dan sesudah antisipasi)
v  Lakukan tindakan surface protection /terapi remineralisasi (dilakukan di sekolah/rujuk sesuai kemampuan)
v  Lakukan evaluasi pengisian PR dan analisis keberhasilan
v  Lakukan diskusi untuk meningkatkan peran serta orang tua dalam pemeliharaan gigi anak
d.      Surface Protection (tindakan fissure sealant)
            Surface protection adalah tindakan melapisi permukaan oklusal dengan menggunakan bahan tambal yang bersifat adhesive seperti glass ionomer kaya flour dan mempunyai kemampuan mengalir (flowable) agar pada email terjadi pematangan dengan terbentuknya ikatan flourapatite yang tahan asam. Walaupun kemudian lapisan lepas, email gigi telah terproteksi.

Tujuan dari surface protection adalah :
a.       Mematangkan permukaan email yang baru erupsi
b.      Melindungi permukaan oklusal gigi yang mempunyai fissure hitam yang rawan karies
Indikasi :
ü  Untuk gigi molar yang baru erupsi, terutama pada anak / pasien yang rawan karies (sesuai rekomendasi Simulator Risiko Karies)
ü  Untuk gigi molar engan fissure hitam

Kontra Indikasi :
ü  Tidak untuk gigi dengan permukaan oklusal yang fissurenya dangkal dan tergerus oleh gigi antagonisnya.

Instrument Surface Protection (Set Viskositas Tinggi) antara lain :
*      Paper Pad
*      Spatula Plastik
*      Kaca Mulut
*      Sonde
*      Pinset
*      Plastis Intrument
*      Kapas
*      Cawan berisi air bersih
*      Vaselin
Gambar 23
Penyerahan Rapor Simulator Resiko Karies Gigi
Tabel 13
Capaian Kegiatan UKGS Inovatif
SDN 03 Mungo Tahun 2014
NO
Kegiatan
Jumlah

1
Penambalan Gigi ART
14 orang
2
Surface Protection (Fissure sealent)
11 orang
3
Pencabutan Gigi Susu dengan Chlorethyle
3   orang
4
Rujuk ke Puskesmas
46 orang










Grafik 6
Capaian Kegiatan UKGS Inovatif
SDN 03 Mungo Tahun 2015


4.      UKGMD Mandiri
a.    Pembinaan Kader Gigi dan Mulut (Kadimut)
Kader Gigi dan Mulut adalah mereka yang mau dan mampu melaksanakan upaya-upaya untuk meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut masyarakat dibawah pembinaan petugas kesehatan gigi dan mulut atas kesadaran sendiri dan tanpa pamrih. Kadimut bertugas meningkatkan pengetahuan masyarakat, mendorong perubahan  perilaku masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan gigi dan mulutnya serta mampu mencarikan jalan keluar terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut.




Tabel 14
Daftar Pembinaan Kader Gigi dan Mulut di Jorong Sikabu-Kabu
Hari
Materi
Narasumber
I
a.       Rongga Mulut
b.      Bentuk dan Fungsi Gigi
c.       Umur Tumbuhnya Gigi




Kepala Puskesmas
Dokter Gigi
Perawat Gigi
Bidan

II





d.       Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut
e.        Kelainan, Penyakit gigi dan Mulut
f.         Mengenal Kebiasaan Baik dan Buruk Seputar Kesehatan Gigi

Dokter Gigi
Perawat Gigi
III

g.       Penyakit Tubuh Akibat Kerusakan Gigi
h.       Kelompok Rawan Terhadap Penyakit Gigi dan Mulut
i.         Pencegahan Terjadinya Penyakit Gigi dan Mulut




Doter Gigi
Perawat Gigi

Gambar 24
Sosialisasi Donat Rika Pada Kelas Ibu Hamil

II.                Gerakan Sikat Gigi Bersama Seminggu Sekali di Sekolah ( Giat Gaul di Sekolah )
Upaya promotif dan preventif yang berhubungan dengan kebersihan dan kesehatan harus diperkenalkan pada anak sejak usia dini. Namun karena sikat gigi masal belum masuk ke dalam program PHBS di sekolah, maka sebaiknya diintegrasi dengan program lain yang termasuk dalam program PHBS di sekolah dan terkait dengan prevalensi penyakit yang tinggi.
WHO dan FDI World Dental Federation secara jelas menyatakan bahwa penggunaan pasta gigi yang mengandung flour adalah cara paling realistis untuk mengurangi karies gigi karena digunakan oleh hampir semua orang di seluruh dunia dan aman digunakan. Pasta gigi flour paling efektif  jika digunakan 2 kali sehari.
Penyakit yang saat ini memiliki tingkat prevalensi tertinggi pada anak usia sekolah di Indonesia adalah penyakit gigi dan mulut 74,4%, penyakit cacingan 60-80%, penyakit pernafasan dan diare 30 % (penyakit yang disebabkan karena kurangnya kebersihan).
Gambar 25
Penyediaan Sikat Gigi Masing-Masing Kelas dan Sarana CTPS
            Fokus dari program sikat gigi masal ini adalah pada penerapan Evidence Based Intervention dengan biaya rendah seperti :
§  Mencuci tangan dengan sabun
§  Menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi mengandung flour  
III.             Pencanangan Ayo Sikat Gigi 2 Kali Sehari (Asik)
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Kader Gigi dan Mulut dengan masyarakat serta dukungan aparat kecamatan dan walinagari dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut.
Pencanangan ini berupa kegiatan sosialisasi surat himbauan walinagari Tanjung haro Sikabu-kabu terhadap masyarakatnya agar merubah perilaku terhadap kesehatan gigi dan mulut sehingga terhindar dari masalah-masalah gigi dan mulut. Kegiatan pencanangan ini dilaksanakan di kantor Jorong Sikabu-kabu pada saat pelaksanaan Posyandu.
Himbauan Walinagari Tanjung Haro Sikabu-kabu tersebut terdiri dari 5 poin diantaranya :
1.      Menyikat gigi dengan teknik yang benar dan waktu yang tepat
a.       Menyikat gigi dua kali sehari
b.      Waktu menyikat gigi yakni pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur
c.       Bersihkan gigi bayi dengan menggunakan kain kassa/ handuk
d.      Pandu balita dalam menyikat gigi
2.      Perbanyak makan buah dan sayur terutama yang berserat
3.      Kurangi makan makanan yang manis dan melekat
4.      Kontrol Kesehatan gigi minimal 2 kali setahun dan bagi ibu hamil minimal 1 kali / trimester
Himbauan walinagari ini diharapkan dapat menjadi pendorong masyarakat untuk mau merubah perilakunya sehingga status kesehatan gigi dan mulutnya meningkat. Surat himbauan ini disebarkan pada masyarakat, organisasi, sekolah yang ada di wilayah Nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu.
IV.             Kegiatan Pogging ( Poli Gigi Keliling )
            Poli gigi keliling ini merupakan kegiatan pelayanan gigi sederhana yang dilaksanakan secara mobile yang dikelola oleh petugas kesehatan gigi dan dibantu oleh kader gigi dan mulut di lapangan. Pada Pogging ini, petugas kesehatan gigi dan mulut melaksanakan pelayanan gigi di jorong, jika terdapat kasus yang tidak dapat ditanggulangi di pogging makan petugas kesehatan gigi akan merujuk pasien ke Puskesmas Mungo.
            Pogging ini sangat disambut baik oleh masyarakat khususnya Jorong Sikabu-kabu karena mereka lebih dekat dengan pelayanan gigi dan mulut. Pada acara Pogging ini masyarakat dapat berkonsultasi langsung dengan petugas kesehatan gigi dan mulut. Pelayanan yang dilaksanakan di Pogging antara lain:
·         Pemeriksaan gigi
·         Pencabutan gigi
·         Penambalan gigi
·         Pembersihan karang gigi
·         Konsultasi kesehatan gigi dan mulut




                                        Tabel 15
Data status kesehatan gigi dan mulut kelompok rawan
(Bumil, Busui,Bayi,Balita,Lansia)
Setelah Dilakukan Pelayanan UKGMD Mandiri
NO
Data Hasil Pemeriksaan
Jumlah
1
Diperiksa
63
2
Penambalan
8
3
Pembersihan Karang Gigi
35
4
Pencabutan Akar Gigi
17
5
Rujuk
4




Grafik 7
Data Status Kesehatan Gigi Masyarakat Setelah Dilakukan
Pelayanan UKGMD Mandiri

V.                Sosialisasi Aplikasi Donat Rika
Kegiatan ini dilaksanakan di Kelas Ibu Hamil dengan sasaran utama adalah Ibu Hamil. Aplikasi ini berisi serangkaian kebiasaan ibu hamil seputar kesehatan gigi dan mulut dan kebiasaan lainnya yang berkaitan erat dengan kasus gigi dan mulut. Setiap ibu hamil akan diajak untuk menjalankan aplikasi ini dengan menjawab semua pertanyaan yang muncul. Pada tahap akhir akan muncul besar resiko kasus gigi dan mulut yang diderita ibu hamil berdasarkan kebiasaannya, barulah muncul solusi dari masalah tersebut. Jika ibu hamil setuju dengan solusi yang ditawarkan maka akan dibuat MOU dengan ibu hamil untuk dilaksanakan tindakan  perawatan gigi dan mulut.



 Dengan adanya program UKGS inovatif  dan UKGMD Mandiri terlihat perubahan signifikan antara lain :
SEBELUM
SESUDAH


Pengetahun anak dan orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut (survey awal 12%)
Pengetahuan anak dan orang tua tentang kesehatan gigi (survey akhir 70%)
Psikologis anak terhadap petugas kesehatan gigi (survey awal 10%)
Psikologis anak terhadap tenaga kesehatan gigi ( 90%)
Anak dan orang tua kurang perhatian terhadap kesehatan gigi dan mulutnya dan menganggap sepele
Anak dan orang tua lebih perhatian terhadap kesehatan gigi dan mulutnya
Sikat gigi masal sangat jarang dilakukan di sekolah dan kegiatannya hanya periksa kuku dan cuci tangan
Dengan GIAT GAUL di Sekolah, sikat gigi masal dilaksanakan seminggu sekali
Tidak tersedianya sikat gigi di sekolah sehingga harus dibawa dari rumah
Tersedianya sikat gigi di sekolah, satu anak satu sikat gigi
Kurangnya cakupan UKGS pada tahun 2014 sebesar 40%,

Meningkatnya cakupan UKGS setelah dilaksanakan UKGS inovatif yakni tahun 2016 sebesar 60%,
Tidak tersedianya alat pertolongan pertama pada kesehatan gigi, phantom gigi, dan poster tentang kesehatan gigi dan mulut di sekolah, yang ada hanya poster kesehatan lainnya
Tersedianya alat pertolongan pertama pada kesehatan gigi seperti sonde, excavator, kaca mulut dan pincet. Model rahang/ phantom dan poster juga tersedia
Status kesehatan gigi Ibu hamil, Ibu Menyusui,bayi dan balita yang terpantau hanya 5%
Status kesehatan gigi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita terpantau  meningkat drastis menjadi 45 %
Kasus DMF-T yang terpantau hanya 10 % pada kelompok rawan (Bumil,Busui,Bayi dan Balita)

Kasus DMF-T yang terpantau jadi meningkat khususnya pada kelompok rawan (Bumil,Busui,Bayi dan Balita) menjadi 65%
Ibu hamil tidak pernah mengontrol kesehatan gigi dan mulutnya selama masa kehamilan

Ibu hamil rajin mengontrol kesehatan gigi dan mulutnya minimal 3 kali selama masa kehamilan
Karies gigi baru dapat terdeteksi setelah menimbulkan rasa sakit sehingga sangat sulit untuk dipertahankan sehingga akhirnya dicabut
Karies gigi dapat dicegah sedini mungkin sejak bayi masih dalam kandungan sehingga kasus karies gigi semakin menurun





































 




     

Artikel Lainnya:

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :